Kamis, 31 Maret 2011

Pengangguran

     Penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Sedangkan tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
     Jika peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu negara tidak diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerja, maka tingkat penganguran di negara tersebut tinggi, begitu juga sebaliknya.
     Pengangguran dapat dikelompokkan menurut faktor penyebab terjadinya dan menurut lama waktu kerjanya, yaitu ;

a. jenis pengangguran menurut faktor penyebab terjadinya
     Berdasarkan faktor penyebab terjadinya, pengangguran dapat dibagi menjadi pengangguran konjungtur (siklis), struktural, friksional, dan musiman.

(1) Pengangguran konjungtur/siklis (cyclical unemployment)
     adalah pengangguran yang berkaitan dengan turunnya kegiatan
     perekonomian suatu negara. Pada masa resesi, tingkat pengangguran siklis
     akan semakin meningkat karena dua faktor berikut.
     (a) Jumlah orang yang kehilangan pekerjaan terus meningkat
     (b) Dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk mendapatkan
          pekerjaan.


(2) Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena
     perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian. Perubahan
     struktur tersebut memerlukan keterampilan baru agar dapat menyesuaikan
     diri dengan keadaan baru. Sebagai contoh, adanya peralihan perekonomian
     dari sektor pertanian ke sektor industri.


(3) Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan
     temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan tenaga kerja.
     Kesulitan-kesulitan temporer ini antara lain adalah waktu yang diperlukan
     dalam proses pelamaran dan seleksi oleh pemberi kerja. 


(4) Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena
     pergantian musim. Contohnya, di sektor pertanian, umumnya setelah
     habis panen sampai musim tanam, petani tidak ada pekerjaan. Dalam
     keadaan ini, petani tersebut adalah penganggur musiman.


b. Jenis pengangguran menurut lama waktu kerja
     Berdasarkan lama waktu kerja, pengangguran dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran terselubung.


(1) Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah situasi dimana orang
     sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran
     terbuka bisa disebabkan karena lapangan kerja yang tidak tersedia,
     ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan,
     dan tidak mau bekerja.


(2) Setengah menganggur (underemployment) adalah situasi di mana orang
     bekerja, tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam
     kerja, produktifitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh. Misalnya,
     orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance) di mana dia
     tidak ada kepastian mengerjakan pekerjaan pada waktu tertentu.


(3) Pengangguran terselubung (disguised unemployment) terjadi karena
     tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Kondisi ini disebabkan
     adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan
     kemampuannya. Misalnya, seorang lulusan D-3 keperawatan bekerja
     sebagai sekretaris sebuah perusahan. Dia tidak bisa menjalankan fungsi
     kesekretariatan dengan baik, sehingga menghambat proses kerja
     yang ada.

     Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional. Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator berikut ini.

1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita
    Upah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
    Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Oleh karena itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per kapita.


2. Penerimaan Negara
    Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.

3. Beban Psikologis
    Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial yang tidak atau belum jelas.

4. Biaya
    Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.

Untuk mengatasi beberapa dampak tersebut, perlu adanya terpadu dalam bidang kesempatan kerja.


1. Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
    Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah-langkah antara lain peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti, membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Cara lain adalah dengan mengarahkan pemirntaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Misalnya, membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah permintaan.

2. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
    Untuk mengatasi pengangguran struktural diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan industri yang bersifat padat karya, sehingga mampu menampung tenaga kerja yang menganggur.

3. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
    Pada dasarnya pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran ini adalah mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan keputusan menerima atau tidak berlangsung lebih cepat. Cara lain adalah menyusun rencana penggunaan tenaga kerja sebaik mungkin.

4. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
    Pengangguran seperti ini dapat diatasi dengan pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar memiliki keterampilan untuk dapat bekerja pada "masa menunggu" musim tertentu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar