Tuhan ...
Begitu besar cinta Mu untuk ku
Begitu banyak rezeki yang telah Engkau berikan untuk ku
Begitu setianya Engkau kepada ku
Tuhan ...
Meski pun ku rapuh dalam langkah
Kadang aku tidak setia kepada Mu
Namun cinta dalam jiwa ku hanyalah pada Mu
Tuhan ...
Maafkanlah bila hati ini tidak sempurna mencintai Mu
Maafkanlah bila mulut ini jarang mengucap nama Mu
Maafkanlah aku yang penuh dosa
dan Tuhan ...
Terima kasih karena Engkau tidak meninggalkan ku
Senin, 05 Mei 2014
BAB 6 PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
A.Definisi Perubahan Harga :
Terdapat dua istilah dalam perubahan harga yang harus dipahami yaitu :
Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit
moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation),
sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation).
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang
atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam suatu negara mungkin
berkisar sekitar 5%, sementara harga satu unit apartemen dengan satu
kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50% selama periode yang sama.
B. Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang tercatat sebesar biaya
akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban
yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Mata uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli umum
merupakan jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum (daya beli). Jumlah nominal merupakan jumlah mata uang yang
belum disesuaikan sedemikian rupa.
Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang
yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya
dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut
dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya
yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu
saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus
disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat
ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
C. istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan.
- Atribut merupakan Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akutansi. Contoh: biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu aktiva
- Penyesuaian biaya kini, merupakan nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu
- Kekayaan yang dapat dihapuskan, merupakan jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih
- Mekanisme Penyesuaian, merupakan manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang
- Ekuivalen Daya Beli Umum, merupakan jumlah mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
- Keuntungan kepemilikan suatu investasi, merupakan Kenaikan nilai biaya kini suatu aktiva nonmoneter
- Hiperinflasi, merupakan Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian meningkat sebesar lebih dari 25% pertahun
- Inflasi merupakan Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
- Aktiva moneter merupakan Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha
- Keuntungan Moneter merupakan Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi
- Kewajiban moneter merupakan Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga yang tetap
- Kerugian Moneter merupakan Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode inflasi
- Penyesuian Modal Kerja Moneter merupakan Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya
- Jumlah Nominal merupakan Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga
- Aktiva Nonmoneter merupakan Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan
- Kewajiban Nonmoneter merupakan Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang muka pelanggan
- Penyesuian Paritas merupakan Suatu penyesuian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan Negara tuan rumah
- Aktiva permanent merupakan Istilah di Brasil untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait serta jumlah deplesi atau amortisasi
- Indeks Harga merupakan Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
- Daya Beli merupakan Kemampuan umum dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa
- Laba Riil merupakan Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga
- Biaya penggantian merupakan Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
- Mata uang pelaporan merupakan Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
- Metode nyatakan kembali-translasikan merupakan digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
- Perubahan Harga Khusus merupakan perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatanMetode translasikan-nyatakan kembali merupakan suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang induk perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk perusahaan
D. perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional.
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan
berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit
moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya
perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada
periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah
relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi
sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat
beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain
akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat
harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement
komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya
beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip
akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini.
Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan
akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian
juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi
tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna
melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum
memang diperlukan.
E.Definisi penurunan ganda (double dip) dan menjelaskan cara penangannya.
Kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”.
Masalah ini timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak
langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli
ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antara laju
inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal valutanya.,
bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi,
paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya, besarnya penyesuaian
yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena perhitungan-ganda akan
bervariasi tergantung pada kadar korelasi negatif antara kurs dengan
perbedan inflasi.
Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban
depresiasi dirancang untuk menentukan laba, seperti dilaporkan agar
tidak terjadi overstatement laba. Meskipun begitu akibat hubungan
negatif antara inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara
laporan keuangan saru dengan laporan keuangan yang lain yang berurutan ,
yang umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode
tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak
sebagian dampak inflasi (yaitu, penyesuaian-penyesuaian ganda, kerugian
translasi yang telah tercermin dalam laba seperti dilaporkan sebuah
perusahaan harus diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.
Penyesuaian di atas relevan untuk perusahaan-perusahaan multinasional
yang berbasis di AS, yang telah mengadopsi dolar sebagai valuta
fungsional operasi luar negeri berdasarkan FAS No. 52 dan yang
mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Penyesuaian
tersebut sangat berhubungan erat dengan perusahaan-perusahaan
multinasional Eropa, jika kita melihat metode-metode translasi valuta
yang dewasa ini mereka paki. Dalam sebuah survey mengenai
praktik-praktik translasi valuta asing di Denmark, Jerman, Belanda,
Swedia, Swiss, dan Inggris, perusahaan-perusahaan disana
mendemonstrasikan kecendrungan ke arah penggunaan metode translasi kurs
berjalan. Walaupun banyak perusahaan melaporkan keuntungan dan kerugian
translasi valuta dalam cadangan neraca, sejumlah besar perushaan,
terutama di Jerman, Belanda, dan Swedia mencerminkan keuntungan dan
kerugian semacam itu langsung di dalam laba berjalan. Tanpa adanya
penyesuaian untuk menghindari perhitungan ganda yang telah di singgung
sebelumnya., perusahaan-perusahaan semcam itu bisa berakhir dengan laba
yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, karena inflasi luar negeri
dihitung dua kali.
F. PENDEKATAN TERHADAP AKUNTANSI INFLASI DI BEBERAPA NEGARA
1) AMERIKA SERIKAT
Perusahaan pelapor disarankan untuk mengungkapkan informasi berikut tiap lima tahun terakhir:
- Penjualan bersih dan pendapatan operasional lain
- Laba operasional berkelanjutan berdasarkan biaya-kini
- Daya beli laba atau rugi (moneter) atas pos-pos moneter bersih
- Peningkatan atau penurunan biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih rendah
- Semua penyesuaian translasi gabungan mata uang asing, berdasarkan biaya-kini
- Aset bersih di akhir tahun berdasarkan biaya-kini
- Pendapatan per saham
- Dividen per saham dari saham biasa
- Harga pasar per saham dari saham biasa
- Harga pasar per saham dari saham biasa di akhir tahun
- Tingkat Indeks Harga Konsumen (CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasional berkelanjutan
2) INGGRIS
Standar Inggris memberikan tiga pilihan dalam pelaporan:
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan dasar dengan dilengkapi akun-akun biaya historis.
- Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan dasar dengan dilengkapi akun-akun biaya kini.
- Menyajikan akun-akun biaya kini saja dengan dilengkapi akun-akun biaya historis seperlunya.
3) BRASIL
Pelaporan akuntansi inflasi yang dianjurkan di Brazil, yaitu sesuai:
- Undang-Undang Perusahaan Brasil
- Komisi Sekuritas dan Bursa Brasil
Sumber :
BAB 5 TRANSLASI MATA UANG ASING
Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing dan Istilah dalam translasi mata uang asing
A.Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing
Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi
antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang
lain secara fisik.
Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit
moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris
disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran
fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi.
Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi
dan ada transaksi terkait yang terjadi.
B.Istilah dalam translasi mata uang asing
- Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
- Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
- Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
- Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
- Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Kurs spot : nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Penyesuaian translasi, merupakan merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
C.Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk
keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang
merupakan atribut suatu aktiva.
- Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
- Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
- Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang.
- Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
- Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
- Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan.
- Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
- Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
- Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
- Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
- Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang lokal, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
- Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
- Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
- Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
- Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
- Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
D.perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
- Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak
perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing.
Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai
bagian dari ekuitas konsolidasi.
- Penangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait,
terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi
selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan
cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap
beban bunga.
- Penangguhan Parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian
sesegera terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan,
tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
- Tidak Ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi
sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi
dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba
sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan
apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian
translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
asing dalam mata uang domestik dan harus diakui.
E. Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang asing.
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
- Metode Current/Non current
Metode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi
mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari
cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal
dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset
dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi,
dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh
ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan
di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata
uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat
devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja
ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat
keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara
tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata
uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak
tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs
histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun
penyelesaian.
- Metode Monetary/non monetary
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan
piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan
utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos
nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka
panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada
periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan
dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya
penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca.
Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang
berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu
diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada
klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal
ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan
mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan
harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar
biaya perolehan dan kurs translasi histories.
- Metode temporal
Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan
proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode
tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah
unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan
pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian
sesungguhnya.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter.
Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory)
selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal,
persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja
dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat
dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal
lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs
rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang,
dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi
dengan kurs histories (harga di masa lalu).
- Metode Current rate
Metode ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca
dan laba/rugi dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi
oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas
digunakan oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila
asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas,
suatu devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini
adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap
bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
F. Contoh kasus :
Tanggal 1 Januari 2009 (tanggal transaksi) perusahaan meminjam dana
dari Bank di luar negeri sebesar $US 10.000,- dimana kurs yang berlaku
pada saat itu adalah (spot rate) Rp 10.000,- per $US. Jika perusahaan
melunasi seluruh hutangnya pada tanggal 1 Desember 2009 dan kurs yang
berlaku pada tanggal 1 Desember 2009 (tanggal penyelesaian) dan kurs
yang berlaku adalah Rp 11.000,- per $US. Dari uraian transaksi
peminjaman tersebut antara tanggal trnasaksi dengan tanggal penyelesaian
terjadi pada tahun 2009 sehingga seluruh selisih kurs yang terjadi
sebesar Rp 1.000,- x $US 10.000 = Rp 10.000.000,- dibebankan seluruhnya
di tahun 2009.
Jika pelunasan dilakukan pada tanggal 15 Maret 2010 dengan kurs yang
berlaku sebesar Rp 12.000,- sehingga timbul selisih kurs sebesar Rp
2.000,- x $US 10.000,- = Rp 20.000.000,- maka karena tanggal transaksi
dan tanggal penyelesaian meliputi dua periode yaitu tahun 2009 dan 2010
maka selisih kurs Rp 20.000.000,- akan dibebankan di dua tahun tersebut.
Untuk dapat menghitung berapa beban tahun 2009 maka kurs tanggal
transaksi akan dibandingkan dengan kurs pada tanggal neraca (akhir
tahun). Jika misalkan kurs akhir tahun adalah Rp 11.500, maka
pembebanannya adalah:
Tahun 2009 : $US 10.000 x (Rp 11.500 – 10.000) = Rp 15.000.000,-
Tahun 2010: $US 10.000 x (Rp 12.000 – 11.500) = Rp 5.000.000,-
Jumlah = Rp 20.000.000,-
Sumber :
BAB 4 PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan
sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh
sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi,
tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh
lainnya.
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan
dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris
dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan
kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat
maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di
antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat
ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin
penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai
pemegang saham yang meningkat.
Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan
beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih
tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara
tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini,
kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi
keuangan dan aktivitas perusahaan.
PENGUNGKAPAN SUKARELA
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk
mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat
mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar
Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai
pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan
mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan
sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat
menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan
pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki
berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer
dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak
mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan
menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang
saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
KETENTUAN PENGUNGKAPAN WAJIB
Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan
perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi
informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang
diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan,
yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada
badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara
tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian
pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara
dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris,
dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang
ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para
pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti
Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang
melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat
penegakan aturan ini hampir tidak ada.
PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang
digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan –
tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang
saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai
tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain
meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan,
pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang
berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat
perhatian dari para regulator, investor dan analis.
PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran
informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder.
Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL)
merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini
dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan
keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna
tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara
langsung dapat menikmati manfaatnya.
PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar
berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan
dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh,
pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan
konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan
Asia Timur di tahun 1997.
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang
tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di
negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan
pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan
kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan
akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila
dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.
Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai
perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar
berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap
permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat
dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.
IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi
oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat
pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia.
Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan
rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan
pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi
perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk
memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang
dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti
pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan
kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan
yang ketat.
Sumber :
BAB 3 AKUNTANSI KOMPARATIF
Standar Akuntansi adalah regulasi aturan (termasuk pula hukum dan
anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan
standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Dapat
dikatakan standar akuntansi merupakan hasil dari penetapan standar,
meskipun praktiknya tidak sesuai dengan standar.
Empat (4) Alasan mengapa praktik tidak sesuai dengan standar yaitu :
1.Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif
2.Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan
3.Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar
akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan
perusahaan akan tersajikan secara lebih baik
4.Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan
keuangan perusahaan secara tersendiri dan bukan untuk laporan
konsolidasi.
Sistem Akuntansi pada negara-negara maju
1. Perancis
a. Regulator : CNC (Badan Akuntansi Nasional), CRC (Komite Regulasi
Akuntansi), AMF (Otoritas Pasar Keuangan), OEC (Institut Akuntan
Publik), CNCC (Institut Nasional Undang-Undang Auditor)
b. Regulasi : Plan Compatable General (Undang-Undang Akuntansi Nasional)
c. Laporan Keuangan : Neraca, Laporan laba rugi, Catatan atas laporan
keuangan, Laporan direktur, Laporan Auditor, Laporan arus kas
(dirokemdasikan oleh CNC). Laporan khas Perancis adalah laporan
pencegahan kebangkrutan bisnis dan sebuah laporan sosial (bagi
perusahaan besar). Laporan keuangan harus diaudit kecuali untuk
perusahaan kecil, kewajiban terbatas, dan kemitraan.
2. Jerman
a. Regulator : DRSC (German Accounting Standards Committee), GASC
(mengawasi DRSC), FREP (Dewan Sektor Swasta), Wirtschaftspruferkammer
(Chamber of Accountants)
b. Regulasi : German Commercial Code (HGB) dan keputusan hakim.
Akuntansi Jerman dirancang untuk menghitung jumlah pendapatan yang tepat
yang bisa menjaga kreditor setelah adanya pembagian kepada pemilik.
c. Laporan keuangan : Neraca, Laporan laba rugi, Catatan, Laporan
Manajemen, Laporan Auditor. Perusahaan kecil dibebaskan dari persyaratan
audit dan diperbolehkan untuk menyusun sebuah neraca singkat. Laporan
khas Jerman adalah laporan pribadi dari auditor kepada dewan direktur
dan dewan pengawas perusahaan. Semua perusahaan bisa menggunakan IFRS
dalam menyusun laporan keuangan gabungan namun laporan keuangan
perusahaan pribadi harus mengikuti persyaratan HGB.
3. Republik Ceko
a. Regulator : Parlemen, Menteri Keuangan, Chamber of Auditors
b. Regulasi : Commercial Code, Accountancy Act, dan dekrit Menteri Keuangan
c. Laporan Keuangan : neraca, akun keuntungan dan kerugian (laporan
laba rugi) dan catatan. Perusahaan kecil tidak diwajibkan melakukan
audit memiliki persyaratan pengungkapan yang singkat. Perusahaan Ceko
yang terdaftar harus menggunakan IFRS dan memberikan laporan laba rugi
per 3 bulan. Perusahaan tidak terdaftar bisa memilih IFRS atau standar
akuntansi Ceko dalam laporan keuangan gabungan mereka tapi harus
menggunakan standar Ceko dalam laporan perusahaan pribadi.
4. Belanda
a. Regulator : DASB (Dutch Accounting Standards Board), AMF
(Authority for the Financial Markets), Enterprise Chamber, NivRA
(Netherlands Institute of Registeraccountants)
b. Regulasi : Act on Annual Financial Statements 1970
c. Laporan Keuangan : neraca, laporan laba rugi, catatan, laporan
direktur dan informasi lain yang sudah ditentukan, laporan arus kas
dianjurkan. Perusahaan kecil dibebaskan dari persyaratan audit dan dapat
menyusun laba rugi singkat dan neraca. Perusahaan menengah harus
diaudit tapi boleh mengeluarkan laporan laba rugi singkat. Laporan
keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas yang berbeda.
Perusahaan terdaftar harus menggunakan IFRS, tapi semua perusahaan
diperbolehkan menggunakan IFRS alih-alih pedoman Belanda.
5. Inggris
a. Regulator : CCAB (Consultative Committee of Accountancy Bodies),
FRC (Financial Reporting Council, AIDB (Accountancy Investigation dan
Discipline Board), POB (Professional Oversight Board)
b. Regulasi : Undang-Undang Perusahaan 1981 dan profesi akuntansi
c. Laporan keuangan : laporan direktur, akun laba dan rugi serta
neraca, laporan arus kas, laporan keseluruhan laba dan rugi, laporan
kebijakan akuntansi, catatan yang direferensikan dalam laporan keuangan,
dan laporan auditor. Perusahaan kecil dan menengah dibebaskan dari
banyaknya kewajiban laporan keuangan termasuk laporan gabungan, dan
diizinkan untuk menyusun akun singkat dengan informasi minimun yang
telah ditentukan sebelumnya.
Persamaan dan perbedaan sistem akuntansi di negara-negara maju
Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa
bisnis. Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan
keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia yang mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan sebagai satu-satunya standar yang
diterima sebagai ‘bahasa bisnis’ perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)
yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). Uni Eropa
memiliki International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Dan seterusnya, setiap
negara menggunakan standar pelaporan-standar pelaporan yang sangat
mungkin divergen antara satu dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa
laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara negara-negara yang
berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama. Perbedaan standar
ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis internasional
dalam mengambil keputusan bisnisnya.
Sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International
Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Board (IASB). IASB adalah badan pengatur standar
dari International Accounting Standards Committee Foundation, sebuah
lembaga independen nirlaba internasional yang bergerak di bidang
pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris.
Saat ini, lebih dari 100 negara telah mengharuskan atau membolehkan
penerapan IFRS, dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia
menggunakan IFRS. Bahkan, 10 negara yang pasar modalnya sudah mendunia
telah melakukan konvergensi ke IFRS yaitu Jepang, Inggris, Prancis,
Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk
negara adidaya Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan
konvergensi ke IFRS.
Sumber :
BAB 2 PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Menurut choi dan Muller (1988;1) bahwa ada tiga kekuatan utama yang
mendorong bidang akuntansi Internasional ke dalam dimensi internasional
yang terus tumbuh yaitu :
- Faktor lingkungan
- Internasionalisasi dari disiplin akuntansi.
- Internasionalisasi dari proses akuntansi.
Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang
diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi,
antara lain :
- Sistem Hukum
Kodifikasi standar-standar dan prosedur-prosedur akuntansi
kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara yang menganut code law.
Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non legalistis oleh
organisasi-organisasi professional yang berkecimpung dalam sektor swasta
lebih sesuai dengan system yang berlaku di negara-negara hukum umum
(common law).
- Sistem Politik
Sistem politik yang ada pada suatu negara pun ikut mewarnai
akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor” dan “mengekspor”
standar-standar dan praktik-praktik akuntansi. Sebagai contoh, akuntansi
Inggris yang ada semasa pergantian Abad 20, “diekspor” ke negara-negara
persemakmuran. Belanda melakukan hal yang sama ke filipina dan
Indonesia, Perancis ke negara-negara jajahannya di Asia da Afrika.
Jerman menggunakan simpati politik untuk mempengaruhi, antara lain,
akuntansi di Jepang dan Swedia.
- Sifat Kepemilikan Bisnis
Kepemilikan publik yang besar atas saham-saham perusahaan menyiratkan
prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan akuntansi keuangan yang
berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang kepemilikannya didominasi oleh
keluarga atau bank. Misalnya, kepemilikan publik yang sangat tinggi
atas saham-saham korporasi di AS telah menghasilkan apa yang dinamakan
Sunshine accounting standards of wide open disclosure, sedangkan
ketidakhadiran partisipasi public dalam kepemilikan saham perusahaan di
Perancis telah membatasi komunikasi keuangan yang efektif hanya ke
saluran komunikasi ”insider” saja.
- Perbedaan Besaran dan Kompleksitas Perusahaan-Perusahaan Bisnis
Dikotomi yang terjadi antara perusahaan besar dan kecil terus
berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga keseluruh hirarki
perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas. Perusahaan
konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat beragam
membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang berbeda dengan
perusahaan kecil yang menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan
multinasional juga membuthkan system akuntansi yang berbeda dengan
sistem akuntansi perusahaan-perusahaan domestik.
- Iklim Sosial
Iklim sosial turut memberikan sumbangan dalam pengembangan akuntansi
diberbagai belahan dunia. Di Perancis, mengarah pada pelaporan
tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih sangat konservatif
sehingga perusahaanperusahaan besar swiss melaporkan kondisi keuangannya
yang relatif ringkas. Orang Italia masih sangat berorientasi pada
pajak, bahkan di beberapa Negara Amerika bagian Timur dan Selatan,
akuntansi sama dengan pembukuan dan dianggap tidak cocok secara sosial.
6.Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan Komunitas Keuangan
Kompetensi atau kemampuan manajemen bisnis dan pengguna dari output
akuntansi akan sangat menentukan perkembangan akuntansi. Karena
secanggih dan sehebat apapun output akuntansi, jika manajemen bisnis dan
para pengguna tidak dapat membaca, mengartikan, dan memahaminya hal
tersebut tidak akan ada gunanya.
7.Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif
Regulasi mengenai perpajakan mungkin memerlukan prinsip-prinsip
akuntansi tertentu. Seperti di Swedia, dimana kelonggaran pajak tertentu
harus dibukukan secara akuntansi sebelum bisa diklaim bagi tujuan
pajak; ini juga merupakan situasi bagi penilaian persediaan metode LIFO
di AS. Hukum-hukum perlindungan sosial yang beragam juga mempengaruhi
standar-standar akuntansi. Contohnya adalah kewajiban membayar pesangon
dio beberapa negara Amerika Selatan.
8.Ada Legislasi Akuntansi tertentu
Dalam beberapa kasus, terdapat peraturan legislative khusus untuk
aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi tertentu. Di AS, SEC
menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi bagi
perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada FASB.
- Kecepatan Inovasi Bisnis
Semula, kegiatan merger dan akuisisi tidak diperhitungkan secara
akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang begitu popular di erofa
memaksa akuntansi turut berkembang untuk memenuhi kebutuhan dari mereka
yang berkepentingan.
10.Tahap pembangunan Ekonomi
Negara yang masih mengandalkan ekonomi pertanian membuthkan
prinsipprinsip akuntansi yang berbeda dengan negara industri maju. Di
negara pertanian, tingkat ketergantungan pada kredit dan kontrak bisnis
jangka panjang mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi akrual yang
canggih tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas
sederhana.
11.Pola pertumbuhan Ekonomi
Kondisi perekonomian yang stabil mendorong peningkatan persaingan
memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga memerlukan suatu pola
akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda pada negara yang kondisinya
sedang mengalami perang berkepanjangan.
12.Status Pendidikan dan Organisasi Profesional
Karena ketiadaan profesionalisme akuntansi yang terorganisir dan
sumber otoritas akuntansi local suatu negara, standar-standar dari area
lain atau negara lain mungkin digunakan untuk mengisi kekosongan
tersebut. Adaptasi factor – faktor akuntansi dari Inggris merupakan
pengaruh lingkungan yang signifikan dalam akuntansi dunia sampai akhir
PD II. Sejak saat itu, proses adaptasi internasional beralih ke
sumber-sumber dari AS. Pengembangan akuntansi, baik yang berasal dari
negara itu sendiri atau yang diadaptasi dari negara-negara lain, tidak
akan sukses kecuali jika kondisi-kondisi lingkungan seperti yang
terdapat dalam daftar diatas dipertimbangkan secara penuh.
Dasar Klasifikasi Akuntansi Internasional Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :
(1) Pendekatan Deductive
Yaitu mengidentifikasikan faktor lingkungan yang relevan dan
mengkaitkan itu dengan praktek akuntansi nasional, pengelompokan
internasional atau pola perkembangan yang diajukan.
(2) Pendekatan Inductive
Praktek akuntansi individual dianalisa, pola perkembangan atau
pengelompokan diidentifikasikan dan di akhir penjelasan dibuat dari
sudut pandang ekonomi, sosial, politik dan faktor-faktor lainnya.
Empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar :
1) Berdasarkan pendekatan makroekonomi
Berdasarkan pendekatan ini, praktik akuntansi didapatkan dari dan
dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Contohnya
negara Swedia.
2) Berdasarkan pendekatan mikroekonomi
Pada pendekatan ini, akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Contohnya negara Belanda.
3) Berdasarkan pendekatan independen
Berdasarkan pendekatan ini, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan
berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari
pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Contohnya negara Inggris dan
Amerika Serikat.
4) Berdasarkan pendekatan yang seragam
Pada pendekatan ini, akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai
alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Contohnya adalah
negara Perancis.
Sumber :
BAB 1 AKUNTANSI INTERNASIONAL
A.Definis Akuntansi Internasional
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi
internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda
dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan
pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang
agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
B.Sejarah Akuntansi Internasional
Standar Akuntansi Internasional (IASB) telah didahului oleh Dewan
Standar Akuntansi Internasional Committee (IASC), yang beroperasi dari
tahun 1973 sampai 2001.
IASC didirikan pada bulan Juni 1973 sebagai hasil dari perjanjian
oleh badan akuntansi di Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang,
Meksiko, Belanda, Inggris dan Irlandia dan Amerika Serikat, dan
negara-negara ini merupakan Dewan IASC di waktu itu.
Kegiatan profesional internasional dari badan akuntansi berada
dibawah Federasi Akuntan Internasional (IFAC) pada tahun 1977. Pada
tahun 1981, IASC dan IFAC setuju bahwa IASC akan memiliki otonomi penuh
dan lengkap dalam menetapkan standar akuntansi internasional dan dalam
penerbitan dokumen diskusi tentang isu-isu akuntansi internasional. Pada
saat yang sama, semua anggota IFAC menjadi anggota IASC. Link ini
keanggotaan dihentikan Mei 2000 ketika IASC Konstitusi telah diubah
sebagai bagian dari reorganisasi IASC.
Kronologi berikut sampai dengan bulan Juni 1998 diambil dari sebuah
artikel, ‘IASC – 25 Tahun Evolusi, Kerjasama dan Peningkatan’, oleh
David Cairns, mantan sekretaris jenderal IASC, IASC diterbitkan di
Insight, pada bulan Juni 1998. Informasi ini telah dilengkapi untuk
acara antara bulan Juni 1998 dan Desember 2005.
C,Perbedaan Akuntansi internasional
Dimana perbedaan itu meliputi, perbedaan budayam praktik bisnis,
struktur politik, system hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi local,
risiko bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi
bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan
memberikan laporan keuangannya. Ada beberapa hal yang menyatakan bahwa
akuntansi internasional berbeda dengan yang lainnya, perbedaan studi
akuntansi internasional adalah pada:
1. Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi National Corporation)
2. Batas negara
3. Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda
4. Perpajakan Internasional
5. Transaksi Internasional
D.Tiga Bidang Luas Akuntansi Internasional
Didalam akuntansi internasional terbagi menjadi tiga bidang yang
luas, Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas tersebut antara lain:
1. Pengukuran
Dapat memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas operasi suatu
perusahaan dan kekuatan posisi keuangan. Proses mengidentifikasi,
mengelompokkan dan menghitung aktivtias dan transaksi, memberikan
masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.
2. Pengungkapan
Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para
pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam pengambilan keputusan atau
proses mengkomunikasikan kepada para pengguna
3. Auditing
Proses dimana para kalangan professional akuntansi khusus (auditor)
melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan
komunikasi.
E.Peran Akuntansi Dalam Bidang Usaha dan Pasar Modal Global
Faktor lain yang turut menyumbangkan semakin pentingnya akuntansi
internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan
(benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak
dengan suatu standar yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar
perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah
sesuatu yang baru. Menurut peraturan di Amerika, untuk bisa listed di
Pasar NYSE maka emiten perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Proses pendaftaran
2. Menyerahkan laporan keuangan. Mereka dapat menggunakan US GAAP,
IAS atau GAAP negara masing-masing tetapi masing-masing ada persyaratan
tambahan antara lain :
a. Mengisi Form 20-7 untuk laporan tahunan
b. Melakukan rekonsiliasi net earning dan equity agar sesuai dengan US GAAP
c. Memberikan disclosure sesuai US GAAP
d. Menyerahkan laporan kuartal yang tidak perlu di audit
Sebagaimana diketahui pengawas pasar modal itu bertujuan untuk
melindungi pemegang saham publik khususnya investor perseorangan
(individual investor). Sedangkan Private Placement atau Institutional
Investor market biasanya dianggap memilki kemampuan untuk meneliti
kelayakan suatu investasi sehinggan tidak perlu secara khusus mendapat
perlindungan pemerintah. Dalam transaksi pasar modal global dikenal QIB
(Qualified Institutional Buyers). Pengelompokan ini dimaksudkan untuk
membatasi pelaku pasar institusi. Kelompok ini minimal harus menginvest
sebesar US $ 250 milion. Bagi kelompok investor ini biasanya tidak
memerlukan banyak disclosure (pengungkapan) laporan keuangan.
Di samping itu dikenal ADR atau American Depository Receipts. Metode
ini dimaksudkan untuk mengonversi saham dari luar ke pasar domestik
Amerika sehingga lebih cocok dengan kondisi ekonomi dan investornya.
Misalnya saham nilai 10.000 dollar bisa dipecah menjadi senilai US $ 100
per lembar atau seballiknya US$ 0.10 bisa dibuat menjadi US$ 100,00 per
lembar. Di samping ADR ada lagi GDR (Global Depository Receipts) yang
sifat dan maksudnya sama untuk mempermudah investor menanamkan modalnya
di berbagai pasar, perusahaan atau negara. Keadaan ini semua menjadi
pemicu dan mempercepat proses menuju global market dan global accounting
standard.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)